WAHAM
Dalam sajak-sajak yang kutemukan dalam buku harian usang,
ada beberapa kalimat yang bunyinya cukup membuatku tertegun
"Kupikir aku akan mati jika mengejar hidup ini"
Betul. Sangat mengherankan semua dunia dan seisinya ini
Melihat banyak sekali manusia yang lupa akan kepalanya yang masih utuh, telinganya yang masih berfungsi, dan segala kenikmatan yang masih bisa dirasakan
Aku terdiam beribu bahasa,
mendengar celoteh mereka soal hal sepele
Bahkan, aku menjadi agak tersinggung rasa nya, berontak, namun tidak sampai menebas leher sesiapa
Hanya sekedar embusan napas kasar, lirikan mata tajam, kerut di dahi, dan hati yang emosi
Aku pergi dengan kemarahan akan nasibku sendiri
yang lagi-lagi dan tidak bosan-bosannya menjadi budak pendengar yang tidak diakui
Sampai kapan ratap ini menggelayut, merambat sampai ke denyut nadi dan membuatku frustasi?
Kalau saja buku harian ku tidak lebih seribu lembar jumlahnya,
bukankah akan lebih mudah menyelesaikan ringkasan yang terbilang penting tanpa jeda?
Komentar
Posting Komentar