BUNCAH

Aku menikmati semilir angin,
yang terasa bagai ejek tanpa ampun.
Dikoyak sepi, bahkan aku yang berdiri sendiri—
menatap langit mendung, dengan sorak-sorai manusia,
tanpa belah kasih.

Aku menikmati curam jalan,
yang terasa bukan lagi sebuah kebetulan.
Merayap-rayap ditengah petang, mencoba meraih puncak,
namun tetap ditenggelamkan.

Aku menikmati rintik hujan,
yang derasnya bukan lagi soal toleransi.
Menggigil di tepian gubuk, memeluk ajal yang rahasia,
dan aku tetap mencoba baik-baik saja.

Aku mencari matahari di balik bukit,
berharap sinarnya menyemangatiku untuk bangkit.
Sekedar menghidupkan lahan kosong dengan benih yang masih tersisa sedikit.
Aku berharap banyak, dengan kesadaran yang gila.
Terombang-ambing bagai daun yang tak kuasa diterpa angin,
bahkan usia sudah tidak kanak lagi.

Aku bercermin pada rawa,
rembulan menyelamatkanku dari malam,
dan sunyi tetap menderai.
Aku budak yang kelaparan.

Putri Palupi
Purworejo, 26 Oktober 2021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAMITAN

PEMBEBASAN

SELF BEGANDRING