Paradoks Rasa
Mula-mula, kita hanya dua orang yang arah dan tujuannya berbeda
Kita yang sama-sama asing, kita yang sama-sama tidak peduli
Hingga pada suatu ketika muncul blink dari langit-langit angkasa, menari-nari dan mempertemukan kita di dalamnya
Kita yang sama-sama tidak tahu-menahu, tentang hati kita sendiri yang dingin dan kaku—
Tetiba menjadi hangat, karena aku sendiri yang sudah kebertahun entah—telah lama tidak merasakannya
Kupikir ini hanya kebetulan takdir dan kekuatan cinta yang sulit dijelaskan dengan akal manusia
Entah karena apa, aku yang lincah menjadi tunduk akan hal itu, menjadi lemah hatinya dan sering tertawa karena merasa geli sendiri
Apakah jatuh hati segila ini? Kataku pada diri sendiri sambil membanting pintu
Bahkan siapa yang tahan jika sekecil bayangannya saja melambai-lambai di pikiran?
Sungguh hidup ini susah, dan cinta kadang membuatnya makin susah dan sulit dilogika
Komentar
Posting Komentar