Keluh yang Luruh
Mungkin raga sudah letih-letihnya—hingga kulihatnya wajah sendiri di kaca, tak karuan wujudnya.
Sering kali keluh harus direlakan, agar semangat tak semerta-merta padam.
Ketika harus terbangun dari sungkur, alur mengaturku untuk tetap bersyukur.
Pada hari-hari yang tiada teratur, harus kuakui bahwa sebenarnya memang berat fase ini.
Mana ada sempat menyebat, kopi sepesan hanya segelas—dan setelah itu pikiran harus kerja dengan semangatnya.
Purworejo, 16 November 2020
Komentar
Posting Komentar