Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

PEMBEBASAN

Bisakah kita lepas sejenak topeng yang menutupi ini? Bisakah kita sejenak berterus terang tentang keadaan diri sendiri, dan apa yang menjadi sebenar-benarnya kita yang asli? Bisakah kita diterima oleh dunia dengan segala seleksi di dalamnya? yang kadang membuat diri kita malu dan menjadi pribadi yang palsu Bahkan setiap orang memerankan dirinya yang lain, dan pulang dengan wajah kusut sebab letih berperan memenuhi ekspektasi luaran yang serba menuntut Rezim yang lebih mengerikan adalah hukum yang tidak pernah ada namun selalu dijalankan dengan setumpuk ketakutan Bisakah kita hidup menjadi diri sendiri hari ini? Kupikir tidak semua dari kita mempunyai dasar yang brutal, kita hanya dibuat untuk menyeimbangkan habitat agar tidak punah dan hancur. Selain itu, bisakah kita tidak memakai topeng manapun? Kupikir sedikit mustahil.

Paradoks Rasa

Mula-mula, kita hanya dua orang yang arah dan tujuannya berbeda Kita yang sama-sama asing, kita yang sama-sama tidak peduli Hingga pada suatu ketika muncul blink dari langit-langit angkasa, menari-nari dan mempertemukan kita di dalamnya Kita yang sama-sama tidak tahu-menahu, tentang hati kita sendiri yang dingin dan kaku— Tetiba menjadi hangat, karena aku sendiri yang sudah kebertahun entah—telah lama tidak merasakannya Kupikir ini hanya kebetulan takdir dan kekuatan cinta yang sulit dijelaskan dengan akal manusia Entah karena apa, aku yang lincah menjadi tunduk akan hal itu, menjadi lemah hatinya dan sering tertawa karena merasa geli sendiri Apakah jatuh hati segila ini? Kataku pada diri sendiri sambil membanting pintu Bahkan siapa yang tahan jika sekecil bayangannya saja melambai-lambai di pikiran? Sungguh hidup ini susah, dan cinta kadang membuatnya makin susah dan sulit dilogika

Elegi Lukisan Usang

Lukisan itu terjepit di sela besi, dan tembok yang berimpit Menenggelamkan wajah wanita berkerudung merah, yang kau gandeng dengan tawa yang khas Lukisan usang, dengan warna tinta yang tak lagi sepadana Menggerus waktu lebaran, beberapa tahun berlalu Kau masih sama Aku memandangi tawamu yang tak terlihat Menggenggam harap pada lukisan usang, Andai kala, waktu bukan kawan— hidup mentertawakan panggung yang kosong ini Sungguh lucu.