Nasib seorang rendahan
Nasib seorang rendahan
-putri palupi-
Betapa aku yang kusut, kusam, malang
Mematuk nasib pada kejam-kejam malam
Berbisik rapuh, menunduk dengan segenap keluh.
Tak bisa lagi kuucap doa-doa itu
Seluruh cerca dan tawa kering menjadi hening seketika
Aku melapuk, tak berdaya di sela desahan manusia-manusia yang puas akan pencapaian instannya.
Lemah di tubuh menjalar naik dengan angkuh, dengan rusuh
Saking kesalnya hati—sakitnya bukan main lagi, benar-benar nyeri
Terlihat jumbuh pada apa-apa yang jatuh, lalu kuteriaki 'adil siapa yang curi?!'
Purworejo, 27 November 2020
Komentar
Posting Komentar